Beribu kali merasa dan mengucapkan, aku tidak tahu bagaimana kasih sayang itu dan apa artinya. Saat aku berpikir ‘ya, aku menyayanginya’, sungguhkah aku? Benarkah aku begitu?
Tanpa aku sengaja, muncul tanda tanya besar di kepalaku dan terbersit perasaan tak yakin.
Yang aku tahu aku tidak ingin dia pergi karena pasti ada sesuatu yang hilang jika dia tak ada, namun sering kali aku merasa butuh waktu untuk menjauh sejenak darinya.
Saat dia tak di sampingku aku merasa biasa, tak ada perasaan rindu yang menyiksa hingga mengharuskanku mencari alasan untuk bertemu. Namun ketika aku melihat sosoknya, aku seakan tidak ingin dipisahkan darinya.
Aku ingin menjadi sesuatu yang bernilai di matanya. Aku ingin berharga dan dibutuhkan seperti aku membutuhkannya. Aku senang mendengar kisah-kisahnya. Seseorang yang ingin aku jadikan saksi segala macam hal yang terjadi pada hidupku dan begitupun aku padanya.
Aku masih ingin kami saling mengisi dan melengkapi ruang-ruang kosong yang diciptakan Tuhan supaya kita berbagi. Aku ingin selalu memberinya dukungan terbesarku dan ingin dia tahu bahwa orang yang tepat untuk ditemui ketika ia sedang tak beruntung dan memberinya senyum hangat serta sekeranjang penuh semangat itu adalah aku.
Setelah sampai pada kata ini, semua keraguan, bimbang, ketidakyakinan, ketidakmantapanku dan semua hal-hal yang berkaitan dengan itu menjadi luluh. Sekarang aku tahu sampai kapanpun aku tidak bisa menafsirkan apa itu kasih sayang dan hanya bisa merasakannya karena kasih dan sayang itu tempatnya dekat sekali dengan Tuhan. Dan yang aku tahu, ketika aku merasakan keraguan itu, yang ku butuhkan hanya mengingatnya dan semua yang sudah kami lewati bersama.