Setelah sekian hari libur pergantian semester ganjil ke semester genap, hari ini aku mesti ngampus lagi untuk ketemu dosen wali, ambil KHS dan isi KRS. Aku pergi ke kampus dengan temanku. Rumah kami dekat, jadi kami lumayan sering pergi bareng.
|
halaman parkiran FMIPA Unsyiah |
Jam 10an kami sampai di kampus dan langsung ke jurusan. Karena dosen wali aku belum datang, jadi aku nunggu di luar dulu. Beberapa menit setelah itu aku sadar kalau kayaknya tadi aku lupa narik kunci motor. Aku langsung nyari kunci motor aku di dalam tas dan ternyata nggak ada. Aku balik ke parkiran dan nyari disana, ternyata juga nggak ada. Aku lihat di sekitar motor barangkali kuncinya nggak sengaja jatuh disitu, tapi nggak ada juga. Trus aku tanya ke tukang parkir, “Pak lihat kunci motor saya nggak?” si bapak tukang parkir yang udah berumur itu jawab “Hah? Nggak ada, saya nggak lihat.”
Aku lanjut nyari di jalan dari parkiran ke jurusan barangkali jatuh di jalan. Teman ku juga bantuin nyari. Dan itu kunci motor tetap nggak ketemu juga. Berulang kali kami bulak-balik parkiran-jurusan tapi si kunci motor tetap nggak ketemu. Berulang kali juga kami nanya ke tukang parkir tapi jawabannya tetap sama, dia nggak tau dan nggak lihat. “Mungkin jatuh dimana, coba cari baik-baik dulu” kata si tukang parkir.
Jarak dari parkiran ke jurusan itu nggak jauh, palingan cuma beberapa meter, dan kami benar-benar udah nyari baik-baik tapi kuncinya tetap nggak ada. Aku mulai yakin kalau ini kunci pasti ada yang ngambil. Karena takut kalau motor aku hilang dimaling sama yang nemu kuncinya makanya setelah ketemu dosen wali dan ambil khs aku berencana untuk ngambil kunci serapnya di rumah. Aku sms ibuku dan bilang kalau kunci motor hilang. Ibuku balas sms aku dan bilang “knpa bisa hilang? cari sampai dapat” hiksss..
Aku bingung mesti gimana. Akhirnya aku mutusin untuk pulang aja ke rumah bareng temanku lalu nyari sendiri dimana kunci serapnya. Alhamdulillah ada temanku yang berbaik hati minjamin motornya. Sebelum pulang aku bilang sama tukang parkir untuk jagain motorku, aku takut kalau-kalau pas aku pulang motor aku malah beneran dimaling.
Sampai di rumah aku langsung nyari kunci serapnya tapi nggak ada dimana-mana. Satu tempat lagi yang belum aku geledah yaitu kamar ortuku, aku nggak bisa masuk karena pintunya di kunci, dan kuncinya dibawa ibuku yang lagi ngajar di sekolahnya. Aku telfon ibuku dan bilang kalau aku akan ke sekolahnya untuk ngambil kunci kamar. Sekolah ibuku juga lumayan jauh dari rumah, di Lampeneurut, Aceh Besar. Karena nggak enak sama temanku jadinya dia aku suruh pulang aja. Aku pergi sendiri ke sekolah ibuku. Entah kenapa siang itu jadi terasa sangat panas dan sekolah ibuku jadi terasa sangat jauh.
Sampai di sekolah ibuku, aku nunggu ibuku beberapa menit soalnya beliau lagi ngajar. Setelah ketemu dan ngasih kunci kamar ibuku bilang, kalau udah balik ke kampus dan nggak ada urusan apa-apa lagi aku harus langsung pulang, takutnya nanti motornya diambil sama yang nemu kuncinya. Ibu juga bilang kalau nanti itu pengunci motor juga harus dibongkar dan diganti.
Aku pulang ke rumah, ambil kunci serap yang ternyata memang disimpan ibuku di kamarnya, trus langsung balik lagi ke kampus. Sebelum pergi, aku sempat sms beberapa orang temanku, minta tolong untuk lihat-lihat motor aku di parkiran. Soalnya si Bapak tukang parkir kayak nggak serius jagainnya. Dia malah sibuk ngomong-ngomong sama orang lain dan cuma merhatiin ke parkiran pas ada yang mau keluar aja, untuk ngambil ongkos parkir.
Perasaan aku mulai nggak enak dan makin nggak enak lagi ketika aku sampai ke kampus dan lihat MOTOR AKU UDAH NGGAK ADA LAGI DI PARKIRAN! Coba deh kalian bayangin betapa shocknya aku yang udah capek-capek dan panas-panasan pulang ke rumah yang jaraknya ±12 KM dari kampus trus ke sekolah ibuku juga untuk ngambil kunci serap dan ketika aku balik, motor yang udah hampir 5 tahun ini nemanin aku dari rumah ke Darussalam untuk sekolah dan kuliah malah hilang entah kemana.
Aku langsung nanya ke tukang parkir “Pak motor saya kemana?” si Bapak datang dan jawab “Nggak tau saya, nggak ada.” Aku bilang lagi “Kan saya udah suruh jagain pak, kok nggak ada lagi?” Aku hampir nangis. “Iya nggak ada, nggak tau juga saya kok motornya nggak ada” kata si Bapak. “Pak serius pak? Mana motor saya?” trus Bapak itu bilang “Kalau motor memang nggak ada, adanya KERETA” sambil ngeluarin kunci motor aku dari dalam kantong bajunya. “Kalau orang bodoh kayak saya taunya motor itu yang rodanya 4, parkinya nggak disini, tapi disana” Katanya lagi sambil nunjuk ke arah kantin, tempat parkiran mobil.
Akhirnya dia ngasih kunci motor aku dan nunjukin motor aku yang udah dipindahinnya ke belakang parkiran, di samping lab server. “Jadi dari awal kunci motor saya memang ada sama bapak yaa?” tanya aku. “Iyaa” kata bapak itu sambil ketawa-ketawa nggak jelas. Aku speechless. Antara marah, kesal, senang, semua bercampur jadi satu.
Aku nggak nyagka si bapak tukang parkir yang udah tua itu tega ngerjain aku kayak gini. Nggak tau dia kalau aku udah susah payah nyari dan ngambil kunci serapnya. Memang salah aku, aku ceroboh, tapi nggak sampai 10 menit setelah itu aku langsung sadar kalau aku lupa. Pas balik ngecek kuncinya malah udah nggak ada. Kayaknya si Bapak emang kurang kerjaan. Aku yang udah berulang kali nanyain mana kunci motor aku ke dia, dianya malah selalu bilang nggak tau dengan muka innocentnya. Huffh deh!
Lagian juga jelas-jelas Bahasa Aceh dari mobil itu kan moto, bukan motorrrrrrrrrrr!!! Dan kereta itu kan seharusnya sebutan untuk kereta api yang jelas lebih nggak mungkin lagi aku parkir disitu. Kalaupun aku bilangnya Honda seperti yang biasa orang-orang disini bilang, tapi kan motor aku merknya bukan Honda, tapi Yamaha. (⌣́_⌣̀)
Keren memang. Aku sukses dikerjain sama tukang parkir. Setelah ini aku nggak boleh lagi lupa untuk narik kunci motor dari motornya pas udah markir, dimana pun itu.