Thursday, May 17, 2012

Thank you, goodbye :)

Dari awal emang udah nggak jelas, Nggak ada komitmen apa-apa. Makanya 2 pertanyaan yang nggak bisa aku jawab kalau ada yang nanya tentang relationship kami adalah “Kapan jadiannya?” dan “Gimana cara nembaknya?”. Itu berlalu begitu aja, dan kita menganggap kalau kita udah pacaran. Tapi sekarang aku udah merasa kalau cuma aku yang nganggap gitu. Such an idiot kan yaa!

dan pada akhirnya sesuatu yang nggak jelas itu harus diakhiri dengan nggak jelas juga.

Heran deh, kenapa kita nggak menjalani relationship yang biasa-biasa aja, seperti layaknya orang lain yang juga pacaran lakuin. Tapi di dia itu nggak bisa, terlalu banyak teori yang mesti dipraktekin. Dan aku udah mulai muak sama tuntutan secara nggak langsung darinya. Harusnya kayak gini lah, jangan kayak gitu lah. Walaupun kadang itu memang benar dan baik buat aku, tapi kenapa sih nggak sedikit aja coba terima aku apa adanya seperti yang aku lakuin ke dia.

Sayangnya aku udah terlalu jauh “dekat” sama dia, nggak pernah sedekat ini di relationship2 sebelumnya. Nggak mau nyalahin dia n mikirin tentang ini lagi sih, karena kalau makin dipikirin bisa gila kayaknya :s

Dan hal yang udah aku ketahui pada akhirnya dan yang sangat nggak aku suka itu adalah kalau dia itu hypocrite. Sikapnya itu lain kalau di depan aku, lain lagi kalau di depan teman-temanku, dan lebih lain lagi kalau di depan teman-temannya. Di depan aku iya memang seakan-akan cuma aku yang benar-benar dia cinta, nggak jauh beda kalau di depan teman aku. Tapi kalau di depan teman-temannya aku tu kayak cuma mainannya dia aja.

“Pacar baru ya?”
“bukan donk... itu TTM saja, kan kita playboy gitu, wkwkwkwkw”

OMG, wtf!

Nggak salah juga kenapa ini bisa terjadi, karena emang dari awal kan dia nggak menginginkan aku. Bodohnya aku, jahatnya dia!

Ditambah lagi akhir-akhir ini dia suka skali nggak ngasih kabar. Aku bisa ngerti kalau kadang dia nggak ada pulsa, tapi kalau pun ada, dia juga nggak peduli. Rasanya sangat nggak enak dicuekin kayak gitu. Apalagi di media sosial dia udah lebih milih komenin statusnya cewek lain daripada balas wall dari aku yang sesungguhnya nunggu2 balasannya dengan bodohnya --“

Memang nggak ada yang perlu dipertahanin lagi dengan hubungan yang kayak gini. Aku udah capek dan nggak mau lagi. Kalaupun dilanjutin rasanya udah nggak enak dan nggak asiik lagi. Entah kenapa sekarang yang muncul malah pikiran2 negatif tentang dia terus, yang berbanding lurus dengan betapa sayangnya aku ke dia, dan tau nggak kalau ini tu rasaya sakit sekali :(

Tapi makasih lah, udah sempat singgah di hati aku untuk 6 bulan terakhir ini, aku belajar banyak dari dia, dan cinta dan sayangnya aku ke dia itu beneran nggak main-main. Iya aku sadar kalau aku memang banyak kekurangan, dan pasti ada jahatnya juga. Pernah aku kecewa sama dia, tapi nggak jarang aku ngecewain dia, yaa karena inilah hidup, yang harus dijalani dan dipelajari. Tapi aku juga harus cukup dewasa dan tau mana yang baik dan yang buruk buat aku.

Terimakasih udah mau mengisi hari-hari ku dengan cerita itu. Terima kasih udah memberi warna di hidupku. Terima kasih udah meluangkan waktu untukku. Kalaupun kita nggak bisa sama-sama lagi, aku tetap merasa bahagia karena dia pernah ada di hatiku. aku bersyukur pernah mengenal orang yang memberi banyak pelajaran hidup untukku. Aku, dia, dan siapapun nggak akan pernah tau apa yang akan terjadi 5 tahun, bahkan 10 tahun kemudian diantara kita, aku nggak mau berharap kalau nantinya kita harus bisa menjadi satu, aku hanya berharap aku nggak menangis kalau pada akhirnya memang kita nggak bisa sama-sama. Terima kasih, banyak.

0 komentar:

Post a Comment