Dari awal emang udah
nggak jelas, Nggak ada komitmen apa-apa. Makanya 2 pertanyaan yang nggak
bisa aku jawab kalau ada yang nanya tentang relationship kami adalah “Kapan
jadiannya?” dan “Gimana cara nembaknya?”. Itu berlalu begitu aja, dan kita
menganggap kalau kita udah pacaran. Tapi sekarang aku udah merasa kalau cuma
aku yang nganggap gitu. Such an idiot kan
yaa!
dan pada akhirnya sesuatu yang nggak jelas itu harus diakhiri dengan nggak jelas juga.
Heran deh, kenapa
kita nggak menjalani relationship yang biasa-biasa aja, seperti layaknya orang
lain yang juga pacaran lakuin. Tapi di dia itu nggak bisa, terlalu banyak teori
yang mesti dipraktekin. Dan aku udah mulai muak sama tuntutan secara nggak
langsung darinya. Harusnya kayak gini lah, jangan kayak gitu lah. Walaupun
kadang itu memang benar dan baik buat aku, tapi kenapa sih nggak sedikit aja
coba terima aku apa adanya seperti yang aku lakuin ke dia.
Sayangnya aku udah
terlalu jauh “dekat” sama dia, nggak pernah sedekat ini di relationship2
sebelumnya. Nggak mau nyalahin dia n mikirin tentang ini lagi sih, karena kalau
makin dipikirin bisa gila kayaknya :s
Dan
hal yang udah aku ketahui pada akhirnya dan yang sangat nggak aku suka itu
adalah kalau dia itu hypocrite. Sikapnya
itu lain kalau di depan aku, lain lagi kalau di depan teman-temanku, dan lebih
lain lagi kalau di depan teman-temannya. Di depan aku iya memang seakan-akan cuma
aku yang benar-benar dia cinta, nggak jauh beda kalau di depan teman aku. Tapi
kalau di depan teman-temannya aku tu kayak cuma mainannya dia aja.
“Pacar
baru ya?”
“bukan
donk... itu TTM saja, kan kita playboy gitu, wkwkwkwkw”
OMG,
wtf!
Nggak salah juga
kenapa ini bisa terjadi, karena emang dari awal kan dia nggak menginginkan aku.
Bodohnya aku, jahatnya dia!
Ditambah lagi akhir-akhir
ini dia suka skali nggak ngasih kabar. Aku bisa ngerti kalau kadang dia nggak
ada pulsa, tapi kalau pun ada, dia juga nggak peduli. Rasanya sangat nggak enak
dicuekin kayak gitu. Apalagi di media sosial dia udah lebih milih komenin
statusnya cewek lain daripada balas wall dari aku yang sesungguhnya nunggu2
balasannya dengan bodohnya --“
Memang nggak ada
yang perlu dipertahanin lagi dengan hubungan yang kayak gini. Aku udah capek
dan nggak mau lagi. Kalaupun dilanjutin rasanya udah nggak enak dan nggak asiik
lagi. Entah kenapa sekarang yang muncul malah pikiran2 negatif tentang dia
terus, yang berbanding lurus dengan betapa sayangnya aku ke dia, dan tau nggak
kalau ini tu rasaya sakit sekali :(
Tapi makasih lah, udah sempat singgah di hati aku
untuk 6 bulan terakhir ini, aku belajar banyak dari dia, dan cinta dan
sayangnya aku ke dia itu beneran nggak main-main. Iya aku sadar kalau aku
memang banyak kekurangan, dan pasti ada jahatnya juga. Pernah aku kecewa sama
dia, tapi nggak jarang aku ngecewain dia, yaa karena inilah hidup, yang harus
dijalani dan dipelajari. Tapi aku juga harus cukup dewasa dan tau mana yang
baik dan yang buruk buat aku.
Terimakasih udah mau mengisi hari-hari ku dengan cerita itu.
Terima kasih udah memberi warna di hidupku. Terima kasih udah meluangkan waktu
untukku. Kalaupun kita nggak bisa sama-sama lagi, aku tetap merasa bahagia karena
dia pernah ada di hatiku. aku bersyukur pernah mengenal orang yang memberi
banyak pelajaran hidup untukku. Aku, dia, dan siapapun nggak akan pernah tau
apa yang akan terjadi 5 tahun, bahkan 10 tahun kemudian diantara kita, aku nggak
mau berharap kalau nantinya kita harus bisa menjadi satu, aku hanya berharap
aku nggak menangis kalau pada akhirnya memang kita nggak bisa sama-sama. Terima
kasih, banyak.